Mengenal Hikikomori Beserta Cara Untuk Mengatasinya


Di masa pandemi ini, banyak orang yang memilih untuk melakukan isolasi mandiri di rumah. Langkah ini diambil untuk membantu mencegah dan menghentikan penyebaran virus corona. Tidak seperti orang-orang di negara lain yang baru memulai isolasi diri selama pandemi, fenomena penarikan diri di Jepang sudah ada selama beberapa dekade. Fenomena ini dikenal sebagai hikikomori.

Apa itu hikikomori?

Hikikomori merupakan fenomena sosial yang terjadi di Jepang, dimana sebagian besar remaja dan dewasa muda hampir tidak memiliki kontak sosial kecuali dengan kerabat mereka.

Fenomena ini ditandai dengan keterasingan ekstrim aktor dari lingkungan sosial. Ada beberapa faktor yang diyakini menjadi penyebab fenomena ini, antara lain globalisasi, penggunaan media sosial, dan kemajuan teknologi.

Benarkah hikikomori adalah gangguan jiwa?

Selama ini, banyak orang mengasosiasikan hikikomori dengan gangguan mental. Padahal, penembakan terhadap pelaku seringkali tidak selalu terkait dengan gangguan psikologis di dalamnya.

Menurut sebuah penelitian, hikikomori bisa disebabkan oleh gangguan mental. Namun, fenomena ini juga dapat terjadi sebagai bentuk sindrom terikat budaya.

Bagaimana cara menghadapi hikikomori?

Hikikomori bisa berdampak buruk bagi kesehatan jika dibiarkan dalam waktu lama. Beberapa tindakan yang dapat dilakukan untuk membantu mengatasi kondisi tersebut antara lain:

Dukungan Keluarga

Pelaku hikikomori lebih memilih menyendiri dan mengunci diri di dalam rumah. Oleh karena itu, dukungan keluarga sangat dibutuhkan untuk membantu para pelaku keluar dari fenomena ini.

Jika anggota keluarga Anda menunjukkan tanda-tanda penarikan sosial, bantu mereka dengan mendengarkan kekhawatiran mereka tanpa menghakimi. Dari situ, Anda bisa mengetahui apa yang menyebabkan mereka mengasingkan diri. Jika mereka mulai terbuka, beri mereka dorongan lembut untuk menemui spesialis.

Konsultasi dengan ahlinya

Konsultasi dengan ahli dimaksudkan untuk mengetahui penyebab pelaku melakukan hikikomori. Setelah mengetahui kondisi yang mendasarinya, psikolog atau psikiater dapat memberikan terapi untuk menghilangkan perilaku isolasi diri.

Hikikomori merupakan fenomena dimana pelaku memilih untuk mengasingkan diri dan menarik diri dari lingkungan sosial. Kondisi ini dapat disebabkan oleh gangguan mental, tetapi juga dapat terjadi sebagai bentuk sindrom terikat budaya.

Jika tidak segera ditangani, fenomena ini bisa berdampak negatif bagi kesehatan fisik dan mental. Hikikomori dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, kanker payudara, depresi, demensia, skizofrenia, dan pikiran untuk bunuh diri.